Senin, 24 Agustus 2009

cuma satu

satu kata yang penuh arti bagi setiap orang, dan berbeda arti di setiap orang, belum ada yang dapat menjelaskan definisi dari kata itu sendiri, karena kata itu sendiri kehadirannya tidak terdeteksi di seluruh manusia, kehadirannya dapat dirasakan berbeda di orang yang berbeda, kata itu dapat dilihat dalam perwujudan yg berbeda bagi orang yang berbeda pula, terkadang kehadirannya kita anggap sebagai anugrah, tetapi terkadang dianggap sebagai musibah bagi orang yang berbeda pula. satu kata yang akan membuat dunia mu seakan akan berubah seutuhnya.

huahuahua, jadi gila gw gara2 ngebaca sebuah kata yang sungguh berarti itu, apakah kalian tau kata apa itu??

Rabu, 12 Agustus 2009

hanyaaaaa

Ku berjalan tiada henti, tuk memastikan diri
Mencari apa yang terbaik, di dalam hati ini

Tak peduli yang tlah terjadi, tak pedulikan lagi
Tanpa segala rasa ragu, di dalam hati ini

Hanya kau yang bisa
Memastikan semua
Segala yang ku rasa
Hanya kau yang bisa
Mengubah semua
Tuk menjadi indah

Tuk mudah tuk bisa mencari, rasa yang telah mati
Namun asa telah menanti, di dalam hati ini

Selasa, 04 Agustus 2009

mbah surip love you full

Awal Kehidupan Mbah Surip

Mbah Surip dilahirkan pada tanggal 5 Mei 1949 di Mojokerto Jawa Timur. Dilahirkan dengan nama Urip Ariyanto. Saat ini Mbah Surip berstatus duda dengan empat anak dan sekaligus juga sebagai kakek dengan empat cucu. Menurut pengakuannya Mbah Surip termasuk orang yang senang sekolah, Mbah Surip memiliki ijazah SMP, ST, SMEA, STM, Drs. sama insinyur dan MBA.

Selain sebagai penyanyi, Mbah Surip pernah merasakan pengalaman bekerja di bidang pengeboran minyak, tambang berlian, emas, dan lain-lain bahkan pernah bekerja di luar negeri seperti Kanada, Texas, Yordania dan California. Namun Merasa nasibnya kurang baik, Mbah Surip mencoba peruntungan dengan pergi ke Jakarta. Di Ibukota Jakarta, ia bergabung dengan beberapa komunitas seni seperti Teguh Karya, Aquila, Bulungan, dan Taman Ismail Marzuki.



Pada suatu waktu, nasib menentukan lain. Mbah Surip mendapat kesempatan untuk rekaman dan akhirnya meraih kesuksesan seperti sekarang.

Mbah Surip ketika duduk di bangku SDN Purwotengah II, Kota Mojokerto
http://i344.photobucket.com/albums/p337/ryadimovic/mbahsurip1.jpg

Mbah Surip pernah sekolah di Sekolah Teknik Mojokerto Jurusan Mesin tahun 1978
http://i344.photobucket.com/albums/p337/ryadimovic/mbahsurip3.jpg

Piagam Bimbingan Studi Unsuri Tahun 1979, tertera nama Urip Ahmad Riyanto, yang lahir pada 6 Juni 1957. Namun dalam piagam itu, tidak disebutkan jurusan maupun fakultas yang ditempuh Mbah Surip.Saat itu dia juga bekerja jualan tiket bioskop
http://i344.photobucket.com/albums/p337/ryadimovic/mbahsurip2.jpg

saat manggung terakhir
http://i344.photobucket.com/albums/p337/ryadimovic/mbahsurip3-1_001.jpg

Mbah Surip diketahui meninggal dunia sekitar pukul 10.30 WIB, dalam perjalanan menuju RS Pusdikkes, Jakarta Timur. Diduga dia terkena serangan jantung
http://i344.photobucket.com/albums/p337/ryadimovic/yasinan2.jpg


Presiden SBY menilai sosok Mbah Surip sebagai orang yang sederhana. Karena itu, SBY meminta Pemda dan perkumpulan seniman untuk membantu proses pemakaman Mbah Surip

Perjalanan di Dunia Musik
Dalam perjalanan musiknya Mbah Surip telah mengeluarkan beberapa album musik. Album rekamannya dimulai dari tahun 1997 diantaranya, Ijo Royo-royo (1997), Indonesia I (1998), Reformasi (1998), Tak Gendong (2003) dan barang Baru (2004).

Namun ternyata lagu Tak Gendong diciptakan pada tahun 1983 saat Mbah Surip bekerja di Amerika Serikat. Menurut Mbah Surip Filosofi dari lagu ini yaitu Belajar salah itu, yang digendong ya siapa saja, entah baik, galak, nakal, atau jahat. Seperti bus, nggak peduli penumpangnya, entah itu copet, gelandangan, pekerja, ya siapa saja. Sebab, menggendong itu belajar salah.

Mbah Surip tampil juga lewat video klip "Witing Trisno" karangan Tony Q Rastafara di MTV. Ciri khas dari setiap aksinya di panggung musik yaitu selalu ditemani "Gitar Kopong" nya, menyanyi dengan sangat relax dan nyanyi "ngalor-ngidul" dengan gaya-nya yang khas, kocak, gila, dan bebas ekspresi.

Karakter inilah yang membuat Emha Ainun Najib atau Cak Nun sering menggambarkan sosok Mbah Surip adalah gambaran "Manusia Indonesia Sejati" yang tidak pernah merasa susah, tidak pernah gelisah, tidak pernah sedih dan selalu tertawa, meskipun seringkali di ledek orang Mbah Surip tetap saja tertawa tidak pernah dendam, atau membalas ledekan tersebut.


REST IN PEACE
MBAH SURIP
1949 - 2009

from saykoji tribute for mbah surip
klik!

Sabtu, 01 Agustus 2009

heart explosion!!

napa gw slalu kesel sama keputusan gw yg satu itu, apakah gw salah langkah, ato memang gw terlalu cepat memutuskan? apakah gw harus terus di jalan yg gw ambil yg menyiksa sedikit demi sedikit, atau meninggalkan jalan ini dan menjadi free bird yg bisa bebas terbang di angkasa? nasi udah menjadi bubur, mungkin waktu yg bakaln memberi jawaban, biarlah hidup ini berjalan seiring bertiupnya angin.

aduh aduh kenapa lagi ini gw, aarrrggghhh!!!